Mushola @ Mall


Apabila dahulu, antara mal (pasar) dan mushola merupakan suatu hal yang paradoks (bertentangan). Hadist H.R Thabrani menyatakan bahwa “Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburuk-buruk tempat adalah pasar.” Di pasar, orang identik dengan aktivitas belanja, foya-foya, konsumerisme, dll., sehingga seringkali alpa untuk menjalankan perintah agama. Artinya, di pasar orang lebih mementingkan materialisme ketimbang spiritualisme. Sementara itu, di mushola (masjid), orang sangat identik dengan kegiatan ibadah dan spiritualisme.

Lantas, bagaimana jika mal (representasi pasar, konsumerisme dan materialisme) menyediakan mushola? Inilah tren yang saat ini kita saksikan bahwa mal-mal besar di Jakarta sudah menyediakan mushala bagus dan nyaman untuk para pengunjung, seperti di Plaza Indonesia, Gandaria City, Pondok Indah, Grand Indonesia, Epicentrum, Senayan City, dll. Bahkan, Mall Kelapa Gading memiliki 9 buah mushola. Meskipun terletak di lantai dasar, tetapi fasilitas mushola di mal pun terbilang bagus, arsitektur unik, rapi, bersih, sejuk, dll., seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Artinya, kini, mal (pasar) dan mushola “jalan beriringan” saling melengkapi sehingga menciptakan suatu kultur baru: belanja tanpa khawatir meninggalkan ibadah. Konsumerisme (materialisme) tanpa meninggalkan spiritualisme.

Mushola di Ciputra World

Mushola di Plaza Indonesia


Mengapa para pengelola mal perlu menyediakan masjid atau mushala? Ini tidak lepas dari revolusi konsumen kelas menengah muslim. Mereka adalah jenis konsumen yang cukup punya daya beli tinggi, sering jalan-jalan ke mal untuk belanja, business meeting, kongkow di coffee shop, dinner bareng keluarga, dll. Hampir semua aktivitas konsumen kelas menengah banyak dilakukan di mal.

Meskipun banyak melakukan aktivitas sehari-hari di mal dan memakan banyak waktu di pusat perbelanjaan, konsumen kelas menengah muslim tak lupa untuk menjalankan perintah agama. Oleh karena itu, mereka menuntut agar pihak mal menyediakan mushola, sehingga mereka bisa nyaman menunaikan gaya hidup konsumtif dan spirtualisme. Inilah yang kami sebut sebagai fenomena customer become religious. Tambah kaya, makin konsumtif, dan mereka juga makin religius.


0 Komentar untuk "Mushola @ Mall"

Back To Top