4 Strategi LAZ

Seminggu menjelang Hari Raya Idul Adha, jalan raya sudah banyak dipenuhi oleh berbagai spanduk ajakan berkurban dan tiba-tiba trotoar jadi kandang kambing atau sapi dadakan. Inilah bentuk euforia persiapan Hari Raya Idul Adha pada hari Minggu nanti. Pada hari itu, masyarakat sudah siap-siap mengeluarkan koceknya untuk rela berkurban dan berbagi kebahagiaan (daging hewan sebagai manifestasi kemewahan) terhadap sesama.

Salah satu yang saya amati dari semarak persiapan hari raya Idul Adha ini adalah ramainya berbagai iklan baliho lembaga amil zakat (LAZ). Di berbagai sudut perempatan ibu kota, hampir selalu ada iklan ajakan berkurban dari LAZ, baik dari LAZ yang namanya sudah gede-gede dan menasional (seperti Dompet DhuafaRumah ZakatBaznas, dll) ataupun LAZ lokal. Mereka melakukan berbagai kegiatan promosi laiknya brand-brand besar demi menggaet hati para donatur untuk berkurban.



Dengan populasi muslim di Tanah Air mencapai 206 juta jiwa, hal ini yang mendorong para pengelola LAZ untuk menarik minat para donatur menyisihkan pendapatannya untuk berkurban. Lalu, apa yang dilakukan para pengelola LAZ untuk menggaet hati para donatur supaya rela berkurban? Saya melihat ada empat hal yang dilakukan oleh para pengelola LAZ untuk memaksimalkan mendapatkan dana zakat, infaq, dan shodaqah (ZISWAF) dari para donatur.

Berlomba-lomba
Hal pertama yang paling mencolok dari upaya para pengelola LAZ menjelang Hari Raya Idul Adha adalah mereka berlomba-lomba menciptakan program kurban yang unik dan kreatif. Setiap LAZ punya program kurban, yang tak jarang satu sama lain agak berbeda. Umpamanya, Rumah Zakat memiliki program Superqurban, yakni program kurban yang dagingnya dikemas dalam bentuk kaleng, sehingga bisa didistribusikan kepada mustahiq secara luas, baik dalam negeri ataupun luar negeri.



Dompet Dhuafa pun memiliki program Tebar Hewan Kurban dan Total Kurban. Setiap orang bisa menjadi pekurban dengan menyumbangkan uang yang nantinya akan dibelikan kambing atau sapi di peternak. Dompet Dhuafa akan membeli hewan kurban dari peternak binaannya, sehingga tidak mengimpor hewan kurban dari luar negeri. Dengan semangat membeli dari peternak binaan, maka ini hal ini memberikan kepastian bahwa produk hewan potongnya akan dibeli oleh Dompet Dhuafa.



Tak beda halnya dengan dua LAZ sebelumnya, ACT pun memiliki program Global Qurban. Global Qurban adalah program potong hewan kurban yang distribusinya sangat ditekankan pada wilayah pedesaandaerah bencanawilayah konflik kemanusiaan, dan lainnya. Selama ini, 90% hewan kurban banyak didistribusikan di wilayah perkotaan yang notabene tidak memerlukan bantuan pangan, sementara wilayah pedesaan jarang kecipratan hewan potong kurban.



Modern dan Terintegrasi
Agar sukses menyosialisasikan berbagai program kemanusiaan atau pemberdayaannya, para pengelola LAZ pun sadar harus menggunakan taktik komunikasi pemasaran yang terintegrasi dan modern. Mereka tahu bahwa tingkat kepercayaan masyarakat untuk mendonasikan uangnya ke LAZ masih belum besar, meskipun setiap tahun akan membesar. Untuk itu, mereka merasa perlu menggunakan ilmu pemasaran modern nan canggih supaya bisa menarik hati dan kepercayaan donatur.

Laiknya brand-brand besar, mereka intensif mengiklan di televisi nasional, pasang iklan di koran dan majalah dengan oplah besar, pakai brand ambassador artis papan atas, integrated social media marketing, dan lain-lain. Intinya, saya melihat upaya yang dilakukan oleh para pengelola LAZ dalam program marketing ini sangat “heavy” dan profesional.

Beberapa contoh LAZ yang mempraktikkan komunikasi pemasaran modern dan terintegrasi adalah Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, PKPU, Baznas, dll. Dua bulan lalu, kami sempat berdiskusi dengan salah satu pengelola LAZ. Kami baru tahu bahwa mereka berani mengajak orang-orang kreatif di perusahaan agensi periklanan kelas dunia untuk gabung dan membantu komunikasi pemasaran LAZ. Mengapa orang-orang kreatif ini diajak bergabung di LAZ? Orang-orang kreatif inilah yang akan membantu pengelola LAZ memikirkan taktik komunikasi pemasaran untuk berbagai program atau produknya LAZ. Umpamanya, menjelang Hari Raya Idul Adha tim kreatif ini bekerja keras untuk “memasarkan” program kurban yang dimiliki dengan teknik komunikasi canggih.

Modern & Profesional
Hasil survei Center for Middle-Class Consumer Studies (CMCS) menemukan bahwa angka penggunaan LAZ dalam menyalurkan ZISWAF cukup tinggi (45%). Mengapa konsumen kelas menengah muslim tertarik membayar ZISWAF kepada LAZ? Tingginya antusiasme masyarakat Indonesia dalam menyalurkan ZISWAF melalui LAZ tidaklah lepas program yang dijalankan LAZ sangat menarik, modern, dan dikelola secara profesional. Ini terlihat dari dua preferensi utama kelas menengah muslim dalam memilih LAZ adalah rekomendasi teman (61%) dan manajemen bagus dan dapat dipercaya (46%).





Para pengelola LAZ ini tidak menyalurkan uang yang dikumpulkan dari para donatur untuk dibagikan kepada wajib penerima berupa bantuan barang seperti beraspakaian, atau uang tunai. Hasil fundraising itu dikelola secara profesional dan disalurkan kepada wajib penerima ZISWAF (mustahiq) dalam bentuk kegiatan pemberdayaan petani, nelayan, UMKM, pendirian sekolah, rumah sakit, dll. Jenis kegiatan ini kami sebut cool dan modern, karena sudah tidak konvensional lagi seperti bagi-bagi uang tunai, sembako, ataupun lainnya.

Dalam program kurban, pengelola LAZ pun secara kreatif mengemas program kurbannya agar menarik dan dapat terdistribusikan secara adil. Umpamanya, program Superqurban dibuat dengan model pengemasan hewan potong kurban dalam bentuk kaleng. Dengan demikian, kemasan daging kurban pun elegan dan bisa tahan lama, sehingga wilayah distribusi daging hewan dapat pun lebih luas hingga mancanegara.

Bentuk pengelolaan LAZ secara profesional dan modern ini bisa kita lihat juga dari transparansi program yang dijalankan. Setiap hasil progres kegiatan dilaporkan secara transparan oleh pengelola LAZ kepada para donatur. Para pengelola LAZ ini sadar bahwa kelas menengah muslim ini sangat kritis dan knowledgeable, sehingga mereka merasa perlu tahu uang yang disalurkan sudah diterima oleh wajib penerima ZISWAF secara baik. Karena itu, tak jarang, para donatur pun diajak oleh pengelola LAZ untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan program LAZ, seperti pemberdayaan UMKM, pendirian sekolah, pengajaran di sekolah, pengobatan massal masyarakat, pendirian rumah sakit, dll.

Extensive Channel Development
Kian diminatinya LAZ oleh masyarakat muslim ini tidak lepas dari metode penyaluran uang dari para donatur dengan cara yang modern dan cool yakni e-channel. Kelas menengah muslim yang techy merasa bisa dengan mudah untuk membayar ZISWAF melalui e-channel. Hasil survei CMCS di 6 kota menemukan bahwa 23% dari total responden membayar ZISWAF pakai e-channel. Segmen tertinggi bayar ZISWAF pakai e-channel adalah Universalist. Jumlah pengguna e-channel ini relatif cukup besar. Kami yakin jumlahnya akan tumbuh membesar seiring penetrasi internet dan intensifnya pengembangan channel oleh pengelola LAZ.



Para pengelola LAZ sadar bahwa metode fundrising tidak hanya bisa dilakukan dengan cara konvensional: meminta langsung kepada donatur. Para pengelola LAZ pun bekerjasama dengan perbankan dan menggunakan berbagai electronic channel (e-channel) yang memudahkan orang bayar ZISWAF seperti di pusat perbelanjaan, chain store, kampanye di social media, dll. Tujuannya adalah memudahkan agar para donatur bisa membayar ZISWAF kapanpun dan dimanapun.

Berbagai program kurban milik LAZ pun dipromosikan melalui social media dan websiteGlobal QurbanSuperqurban, dan Tebar Hewan Kurban merupakan tiga program dari LAZ yang dipromosikan melalui website. Mereka sadar bahwa masyarakat muslim Indonesia semakin melek teknologi, sehingga mereka pun menjaring para donatur melalui social media. Di setiap websitenya, kita bisa melihat skema kurbannya seperti apa, jumlah ketentuan uang donasi, distribusinya ke mana, berapa jumlah pekurban, dll.

Melihat begitu semangatnya LAZ dalam memasyarakat programnya di Indonesia dengan berbagai teknik komunikasi pemasaran dan memanfaatkan semua channel, maka saya optimis bahwa ke depan LAZ akan menggeliat tumbuh dan semakin menjadi tumpuan masyarakat membayar ZISWAF.
0 Komentar untuk "4 Strategi LAZ"

Back To Top